Senin, 09 Februari 2009

Oleh2 dari Mamberamo

[ini cerita aslinya sebelum disunting dalam newsletter atau globe asia magazine]


My new history , kali ini kita akan jalan2 menjelajah lebatnya hutan tropis papua dan menelusuri jalur utama Membramo Raya , salah satu daerah pemekaran yg diupgrade statusnya 1 tahun yg lalu menjadi kabupaten pemekaran provinsi papua .Namun persiapan untuk menuju kota yg satu ini memang tidak boleh diremehkan, karena menurut temen (pergaulan dipapua) kita yg sudah pernah kesana, disana tuh susah cari toko dan harga semua kebutuhan amanat sangat mahal sekali, oleh sebab itu, nggak canggung canggung lagi dech bawa Bahan makanan yg lumayan banyak kesana , mie instan , beras , dan bumbu masakan kita siapkan dan bawa dari kota jayapura ,kali ini persiapanku mirip orang camping , bukan orang kerja . Intinya sich takut kelaparan ntar disananya :P , makanya bawa a sampe z nya bahan makanan and bawanya absolutely mixing dengan perangkat VSAT yg lainnya (seperangkat alat VMS dan seperangkat alat masak lengkap) hehehhee ....


Menurut statistik yg ada saat ini , jumlah penduduk membramo adalah 20.000 jiwa , wow angka yg mencengangkan untuk tingkat kabupaten , bisa dibayangkan kalau kita bandingkan dengan sebuah kecamatan atau kelurahan dijawa sana ,tingkat kepadatan pupulasi penduduknya amat sangat berbeda jauh. Letak kota ini sendiri berada di lintang selatan 2 derajat 17 menit dan bujur timur 138 drajat 2 menit , untuk menuju kelokasi , kita akan mengawali trip kali ini dari kota jayapura ,dari ibu kota provinsi ini kita menyewa kendaraan toyota kijang untuk mengantarkan kekota trasit tujuan kita yaitu kota sarmi, perjalanan darat ini kita tempuh selama kurang lebih 12 jam perjalanan tanpa istirahat ,akses yg dilalui kali ini lumayan membuat badan sakit2 dikit , karena jalan beraspal yg kita lalui hanyalah berlangsung dalam 3 jam pertama , selebihnya jalan yg kita lalui adalah jalan berbatu ataupun jalanan berlumpur , belum lagi 2 sungai yg harus kita lewati dengan cara menaikkan mobil keatas getek, dan memang cara inilah yg bisa menyeberangkan kita dari bibir sungai yg satu kebibir sungai lainnya,sekali naik rakit ini kocek yg harus dikeluarkan oleh pemilik mobil adalah 500 rb rupiah, kalau ada 2 sungai ya 1 jt dikeluarkan untuk akses rakit saja , jadi biaya sewa mobil sebesar 4 jt memang hal yg lumrah dengan kondisi yg seperti ini, sesampainya dikota sarmi waktu sudah malam , istirahat dulu donk buat menghimpun tenaga baru besok.


Esok harinya kita akan hunting speedboat yg bisa kita sewa menjelajah sungai membramo untuk mengantarkan kita menuju ke kasonaweja , tempat dimana pusat pemerintahan kabupaten membramo saat ini berada , memang semua perjuangan itu tidak ada yg berjalan lancar semulus rencana diatas kertas kita sebelumnya, kali ini aral yg melintang adalah harga BBM yg amat sangat menggila dengan menembus angka 20 rb per liter bensin. Harga Minyak dunia turun , pemerintah juga sudah akan menurunkan harga bensin gopek, ini kok keadaannya malah serba terbalik dilapangan , yah apalagi papua , hal ini sudah amat sangat lumrah terjadi (hanya dipapua, yg lain trada) usaha kita 2 hari hanya mampu mendapatkan harga bensin 15 rb perliternya dengan kapasitas bensin yg diperlukan 400 lt untuk perjalanan ini , kocekpun terrogoh 12jt utk perjalanan laut dan sungai ini, waktu tempuh diperkirakan 14 sampai 16 jam perjalanan , ready speedboat and the oil , loading perangkat dan antena pun dilakukan keatas speedboad , wah kayak orang perang aja kali ini, let's look the cargo:)dan mulailah berdoa karena adrenalin kita akan diuji dalam perjalanan nanti:P


Dari bibir pantai Sarmi perjalanan kita lalui dengan lumayan lancar dengan melewati satu persatu ombak samudra pasifik hingga waktu telah menunjukkan siang hari saat kita memasuki muara sungai membramo , bekal makan kita buka untuk menginsi perut yg sudah mulai keroncongan, selesai makan nasi bungkus, perjalaan kita lanjutkan kembali, namun alam menunjukkan perubahan yg terlalu besar , dari cuaca yg cerah berubah ke mendung yg begitu pekat , dan gerimis pun mulai menyapa kita hingga hujan lebat dari titik puncak awan kelabu tersebut namanya juga hutan tropis, hujannya uedan tenan, dengan kondisi speed yg tidak mempunyai atap untuk berlindung dari panas dan hujan , kami pun ber hujan-hujanan ria menerima siklus air murni milik Illahi, dengan kondisi hujan yg seperti ini perjalanan kami sering sekali terhambat oleh luapan air sungai yg amat sangat deras dan juga kayu2 gelondongan besar yg terbawa arus sehingga sering kali motor speed kita mengalami problem , kondisi terus berjalan hingga petang menyapa kami , kondisi yg kurang fit pada speed dan fisik kami yg sudah kehujanan sejak siang hari membuat kita memutuskan untuk mencari tempat berteduh dan mengeringkan badan , dalam artian perjalanan ini kita pending ditengah jalan untuk mencari keselamatan diri, beberapa kampung dan basecamp loging kayu HPH kami lalui dan kami singgahi untuk menumpang menginap atau bermalam , dan besok paginya kami lanjutkan perjalanan kembali hingga tiba di kota kasonaweja. Yang seharusnya perjalanan sehari , ini malah jadi berhari hari .... yah kurang doanya kali ya waktu berangkat kemarin , atau emang udah takdir untuk merasakan trveling yg seperti ini? ... sesuai slogan LA .. enjoy aja coy ....


Udah sampe dilokasi , eh kondisi lokasi memang tidak dapat ditebak, bloon nya aq kali ya kenapa kok bayangin dulu kondisi lokasinya , hasilnya malah berbeda 180 derajat, keadaan yg setiap hari hujan membuat akses jalan yg baru saja dibuka menjadi licin dan berlumpur , kondisi yg seperti inilah yg harus kami tempuh untuk moving antena dan perangkat dari bibir sungai ke lokasi kantor bupati sebagai tempat pemasangan VSAT dengan cara berjalan kaki , bukan main ujian mental dan fisik kali ini , ini benar benar namanya camping, kemana mana kita harus jalan kaki dengan kondisi jalan berlumpur (kalo diiklan susu anline kita dalam sehari harus berjalan kaki 10 ribu langkah, udah bakalan lebih kalik kalo aq jalan kaki tiap hari), cari buruh angkut saja , kita harus menuju kota dengan jarak 4 sampai 5 km untuk mengatur perjanjian dengan para buruh, barulah kita bekerja dengan buruh buruh tersebut, pembuatan pondasi pun untuk mendapatkan material pasirnya harus diangkut secara manual/pikul dari sungai ke lokasi. Yah inilah keadaan kota kabupaten yg baru lahir 1 tahun, jadi masih amat sangat muda dan fasilitas apapun masih amat sangat terbatas.


Hidup dimembramo saat ini mirip sekali mungkin ya sama keadaan umum masyarakat indonesia tahun 50an (fifty), mau kemana mana jalan kaki (bagi yg udah biasa kemana2 pake kendaraan , kaki loe bakalan 'gempor' alias capek abis) , masak pake tungku kayu (ye ... mengalami seperti masa pramuka dulu aq, soalnya kalo camping ama temen2 udah bawa parafin, tapi disini ketemu lagi tungku kayu, buat masak sarapan ampe makan malam) dan masakan standart kita tiap harinya adalah nasi plus mie instan, upgrade dikit lah kadang kadang pake kornet, sarden dan telur, untuk sayur andalan kita adalah kangkung ama daun singkong, itupun kalo hari sebelumnya ada orang2 yg sengaja kebasecamp untuk jual tuh kangkung, tapi ya walau hanya kangkung dan ikan sarden kaleng rasa makanannya mak nyuss tenan :) (atau emang karna gak ada pilihan lainnya ya?) yang pasti disono sampe sekarang masih belum ada warung makan, mandi di alam terbuka, tidur beralas terpal berselimut sleepingbed (udah kayak kepompong aja dech pokoknya) ... top markotop dah ,HP canggih kayak apapun disini nggak ada pengaruhnya, palingan juga cuman buat dengerin MP3 (nggak ada BTS soalnya disini, jadi trada sinyal GSM), tapi jangan salah disini ada internet boo .... (kalo iklan telkom , internet dah masuk kampung, lintasarta harusnya buat iklan internet dah masuk sampe ujung hutan indonesia) , listrik dari PLN baru mau menyala awal tahun , tapi internet dah jalan duluan , yah walau installasinya harus memakan korban 1 UPS dan berbagai macam jenis konfigurasi power harus kita lakukan (solar cell, bateray bank, lek ada alat pembangkit nuklir aq coba pisan paling) pokok e mantep tenan.


ya ya ya ... kerjaan dah selesai , tetep aja nggak bisa pulang , karena perjuangan belum usai tunggu sampe ada speed yg naik ke membramo dan kita bisa sewa untuk balik ke sarmi, ataupun numpang speed orang yg mau keluar dari membramo , kalo daerah gini masih susah transportasi nya gimana mau kebuka ya/pembangunan bisa berjalan lancar kalo angkutan pindah pindahin barang atau orangnya susah , jadi biar bagaimanapun ini salah satu cara untuk membuka terisolasian sodara setanah air kita ... yah ... buka mata , ini nyata , dan masih banyak yg seperti ini di papua.Karena bosen nungguin speedboat atau pesawat atau kapal yg mau keluar membramo eh musibah datang dengan amat sangat tidak diduga, sakit malaria akhirnya datang juga setelah 4 tahun aq melalang buana di pulau papua, malaria tropika , ini adalah malariaku yg pertama setelah selama ini aq dipapua, I think this the wrong place and the wrong time, tapi mana ada sakit janjian dulu ama orang yg akan menderita akibat penyakit itu, yo tompo wae wes rul, tapi nih baru pertama kalinya aq kenal namanya infus, baru aja kenalan salam 4 hari perawatan dipuskesmas udah menghabiskan 20 botol infus (kenal langsung doyan kalik ya? Langsung habis segitu banyak), thanks pak dokter atas perawatannya, untuk pertama dan terakhir kalinya aja dech sakit malaria.


dear bli ,thanks for the gift,this best moment for my b'day . Trada yg blok papua !
Semoga sibolang bisa segera kembali kekota dan tidak hanya berpetualang di dalam hutan :)

0 komentar:

Posting Komentar