Minggu, 04 Desember 2011

kisah 7 tahun yang lalu



1 Desember 2004 , 2 anak culun ingin mengadu nasib di kota J yang penuh dengan gemerlap lampu disaat malam hari , coba tebak kota apakah itu ? JAKARTA …. Sayang jawaban anda salah yang benar adalah Jayapura , ya ya ya ya .. 2 anak yang masih lugu lugu dan unyu unyunya waktu itu , dengan tekat semangat colombus untuk menemui daratan baru , menimba ilmu sampe negeri Cina , dan mencari jalan menuju roma , katanya bolehlah mampir ke Jayapura dulu … weleh2 , kok mencelate adoh banget yah.

Lepas Magrib aq dan fajar berangkat ke Bandara Juanda , waktu itu bandara Juanda masih di terminal lama , terminal Haji sekarang . Berangkat diantar pake mobil kantor bersama rekan rekan teknisi LA Surabaya (ada karjo , Ali , seng liyane lali aq) mobil rasanya penuh itu , didalem mobil isinya bercanda aja , padahal itu jantung berdebar kencang , kok yo nekat banget ini anak dua pindah ke Jayapura dari Jawa di usia kami yang masih 18 tahun waktu itu .

Surabaya – Jayapura , waktu itu Pesawatnya cuman ada Merpati dengan model Foker F-100 , dan untuk perjalanan Jauh selalu dikasih seat paling belakang deket sama mesin pesawat , berisik buanget dah pokok nya , awal cerita perjalanan dimulai dengan cek in di bandara , fajar yang baru pertama kali naik pesawat ya dengan cool nya dia narik koper gelindingnya , saya ? .. ambil trolley lah , lha wong waktu itu kita bawa computer set lengkap juga , hasil lungsuran dari pak TJU , masuk pake diperiksa sama petugas bandara , fajar ngikutin aja sama dengan penumpang lainnya , macak wes tau numpak kapal mabur dek e .. dan tetap tidak terlihat ndesok karena emang baru pertama kali naik pesawat itu , masukkan barang ke x-ray dan mulailah kita cek in , tau ndak barang bawaan kita over weight sekitar 30 kg , dan tau kah anda berapa biaya untuk kelebihan bagasi itu , eng ing eng … 1,300,000 IDR , itu mah gaji kite sebulan kali , dan akhirnya kita berkomat kamit kenapa juga bawa PC itu yang buat over banyak … gak papa lah , pengalaman kena over budget pertama kali , nanti juga di cash ke kantor over nya , tapi permasalahannya adalah , siapa yg punya duit buat bayar itu … akhirnya lari lah saya ke ATM Center , cek saldo … Alhamdulillah , masih cukup buat bayar .

Dari Cek in counter jalan dong dengan gaya ke ruang tunggu , karena ini pesawat malam , ya bandara udah sepi aja jaman segitu , tahun segitu peminat pesawat belom sebanyak sekarang mungkin yah , dan waktu itu harga tiket pesawat juga masih muahal . di ruang tunggu kita cuman mangap mangap , dengan merenungi detik detik terakhir di tanah jawa , sms kesana kesini , sms orang tua , temen2 yg antar tadi , temen2 deket sekolah , sampe sms gebetan kita , atau cem ceman kita dulu … hahahaha , yah biasalah anak muda J

Boarding time , rasanya nyesek banget , dengan mengucak bismillah , diniatkan untuk bekerja untuk cari duit halal dan membahagiakan orang tua (cieh … kaya anak berbakti dan soleh aja loe lik) kita melurukan niat berangkat ke Jakarta , eh salah .. ke Jayapura .

Pesawat pertama kali yang dinaiki fajar , saat mba pramugari memberikan pengarahan gimana pasang sabuk pengaman , pake pelampung , fajar perhatiin beneran dah tuh , hamper seperti dia perhatiin bapak dan ibu guru nerangin pelajaran waktu sekolah dulu , ya aq godain aja , tenang jar , gak bakalan ada ujiannya kok itu , dan tetep dapet makan nanti walau gak ikutan perhatiin , hahahha … mungkin dalam hatinya fajar bilang “cah edan , ini khan demi keselamatan kita juga nantinya kalo ada force major” .. aq jawab juga dalam hati “ pesawat kecil gini , kalo mati mesin ya mati aja kita , pesawat kecil , beban banyak gini , langsung nyungsep aja itu pesawat” …. Kaya punya telepati aja kita ini ngobrol dari hati ke hati … cieh …. Ketawan bener emang aq yg edan sepertinya .

Karena sudah malam dan waktunya tidur , untung gak diwajibkan cuci kaki dan minum susu dulu sebelum tidur , dan tidur lah kita di pesawat , fajar kalau aq perhatiin ndak tidur dech dia, perhatikan saja semua yang ada disekeliling nya pesawat , sampe bosen mungkin ya lihat itu itu aja , atau justru dia menikmati 1st time penerbangannya , tp tetap saya yakin atas penilaianku sendiri “fajar tegang sama pengalaman pertama kali terbang” hehehehe …

Makan malam dipesawat dikasih tuh sama mbak mbaknya makanan , nasi apa ya waktu itu .. lupa lah , habis makan , tidur lagi lah aq , hahaha , lha mau main bola atau PS juga kagak boleh , mau godain mbak mbak pramugarinya ntar dibilang , apa sih nih anak bau kencur goda goda kita … ya enakan tidur aja .

Transit pertama di Makassar , yah itu pertama kali fajar tahu Makassar , walau cuman mampir bandara saja , tapi paling tidak kita sudah ada di Makassar , sampe Makassar kita sudah dinihari , 30 menit pesawat take off lagi , dan kita terbang ke papua … , menjelang subuh pesawat turun di sorong , kepala burung papua itu waktu tahun itu bandara masih berada di sebuah pulau jefman , jauh dari daratan , mau ke kota harus naik speedboat dulu selama 30 – 40 menit , dan itu lah pertama kalinya fajar menginjakkan kaki di tanah papua (untung gak pake acara sujud cium tanah loe jar , bisa dikira orang pingsang nanti) , lihat orang orang item item semua mungkin yah , baru bangun dari jet leg yang penuh dengan kebisingan mesin jet pesawat , nggak nyaman juga tidurnya , hasilnya kaya orang mabuk laut aja geloyoran , dan suasana papua pun mulai menerpa kita , bau laut , bau pinang , dan bau bau yg lainnya , termasuk bau iler ku sendiri paling yah ….

Setelah transit di sorong , terbanglah kita , dan mampir lagi ke manokwari yang saat ini ibukota provinsi papua barat , baru lah kita melanjutkan ke Sentani Jayapura , kita berangkat dari Surabaya jam 10 malam , mampir Makassar , sorong dan manokwari , sampe disentani jam 14,00 WIT … hitung tuh berapa lama dipesawat … yang pasti rejekinya fajar lah , sekali naik pesawat langsung seperti Jakarta – Arab aja waktu tempuh perjalanannya , anggap saja kita naik haji ya jar … hahahaha

Akhirnya , ini Jayapura , sentani , setelah menunggu bagasi keluar , langsung lah kita bergotong royong untung angkut barang2 yang kita bawa tadi , kenapa gotong royong , karena di Jayapura waktu itu belom ada trolley dan adanya buruh angkut / porter saja , karena ane juga masih takut waktu itu daripada barang kita tidak tahu rimbanya dibawa sam porter yaudah lah 2 orang kurus2 itu angkat sendiri barang2 kita , dan mencari taksi Bandar berupa mobil kijang kotak yang dijawa aja udah gak banyak tuh mobilnya .. dan meluncur ke kota jayapura , maklum karena aq yang sudah pernah ke Jayapura sebelumnya , ya aq yang coba menjelaskan daerah2nya sekitaranyang kita lewati ke fajar . 1 jam perjalanan ditempuh dari sentani ke kota Jayapura , jalan yang menarik dengan mengelilingi sebagian danau sentani , mendaki beberapa Gunung dan lembah , dan sampailah kita di mana kita mengabdi beberapa tahun , JAYAPURA , indah untuk dikenang , dimana 2 anak muda ini termasuk nekat (nekad atau berani sih kita jang) menjalani tanggung jawab yang saat itu diamanahkan kepada kami semua , pertama kali jauh (banget) dari orang tua , tanpa sodara dekat dan hanya ilmu ketelatenan kita lah kita dapat menikmati hasil yang saat ini .

Terima kasih buat Pace Denny yang mau menerima kita sebagai junior baru di Jayapura dan dikasih fasilitas menginap di kos nya tanpa harus ikutan bayar kos , dan beliau lah yang tidak pernah pelit ilmu untuk disharing ke kami , fajar sahabatku yang tau lebih dari pada teman teman yang lain.

Leia Mais…

Minggu, 30 Oktober 2011

Melihat lebih jauh

Iseng liat web-nya mbak Dian Sastro, dapet tulisan dibawah.. tulisan ini pertama kali terbit di Kompas tgl 14 Februari 2009, bagus banget salut buat Kompas dan Pak Herry Tjahjono, maaf ya Pak Herry tulisannya saya posting di blog saya, semoga Kompas dan Pak Herry tidak keberatan. Tulisannya memberikan semangat baru buat saya dan bisa melihat lebih jauh....

Mungkin inilah yg sedikit menenangkan saya waktu menerima dengan lebih ikhlas putaran kedua saya berkarir di tanah Papua , ambil positifnya , dan jalankan dengan penuh tanggung jawab , insyaallah jalannya akan lebih mudah di lalui daripada kita hanya mengeluh ….

Melihat lebih jauh

oleh: Herry Tjahjono

Ada dua kisah nyata inspiratif yang akan saya adaptasi. Pertama tentang seorang tukang pipa (plumber). Alkisah, bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman sedang pusing karena pipa keran airnya bocor, ia takut anaknya yang masih kecil terjatuh. Setelah bertanya ke sana-kemari, ditemukan seorang tukang terbaik. Melalui pembicaraan telepon, sang tukang menjanjikan dua hari lagi untuk memperbaiki pipa keran sang bos. Esoknya, sang tukang justru menelepon sang bos dan mengucapkan terima kasih. Sang bos sedikit bingung. Sang tukang menjelaskan, ia berterima kasih sebab sang bos telah mau memakai jasanya dan bersedia menunggunya sehari lagi. Pada hari yang ditentukan, sang tukang bekerja dan bereslah tugasnya, lalu menerima upah. Dua minggu kemudian, sang tukang kembali menelepon sang bos dan menanyakan apakah keran pipa airnya beres. Namun, ia juga kembali mengucapkan terima kasih atas kesediaan sang bos memakai jasanya. Sebagai catatan, sang tukang tidak tahu bahwa kliennya itu adalah bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman. Cerita belum tamat. Sang bos demikian terkesan dengan sang tukang dan akhirnya merekrutnya. Tukang itu bernama Christopher L Jr dan kini menjabat GM Customer Satisfaction & Public Relation Mercedes Benz. Dalam sebuah wawancara, Christopher menjawab, ia melakukan semua itu bukan sekadar tuntutan after sales service atas jasanya sebagai plumber. Jauh lebih penting, ia selalu yakin tugas utamanya bukanlah memperbaiki pipa bocor, tetapi keselamatan dan kenyamanan orang yang memakai jasanya. Christopher melihat lebih jauh dari tugasnya.

Kisah lain. Ada juga kisah dari teman saya, James Gwee, tentang Mr Lim yang sudah tua dan bekerja "hanya" sebagai door checker (memeriksa engsel pintu kamar hotel) di sebuah hotel berbintang lima di Singapura. Puluhan tahun ia jalankan pekerjaan membosankan itu dengan sungguh- sungguh, tekun, dan sebaik-baiknya. Ketika ditanya apakah ia tak bosan dengan pekerjaan menjemukan itu, Mr Lim mengatakan, yang bertanya adalah orang yang tidak mengerti tugasnya. Bagi Mr Lim, tugas utamanya bukanlah memeriksa engsel pintu, tetapi memastikan keselamatan dan menjaga nyawa para tamu. Dijelaskan, mayoritas tamu hotelnya adalah manajer senior dan top manajemen. Jika terjadi kebakaran dan ada engsel pintu yang macet, nyawa seorang manajer senior taruhannya. Jika ia meninggal, sebagai decision maker, perusahaannya akan menderita. Jika perusahaannya menderita dan misalnya bangkrut, sekian ribu karyawannya akan menderita. Belum lagi keluarganya, termasuk anak istri manajer itu.

Demikian jauh pandangan Mr Lim, dan ia bukan sekadar door checker. Beberapa pelajaran Christopher L Jr dan Mr Lim relatif manusia sejenis. Keduanya bukan kelas manusia sedang atau biasa (good people). Mereka jenis "manusia besar atau manusia berlebih" (great people) meski jabatan atau pekerjaan formal di suatu saat demikian "rendah dan biasa saja". Sikap mental mereka jauh lebih tinggi dari jabatan dan pekerjaan formalnya.

Dua kisah itu memberikan beberapa pelajaran berharga. Pertama, untuk menjadi manusia besar tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan teknis seseorang mengerjakan tugasnya. Kemampuan dan kompetensi teknis (hard competence) boleh sama atau biasa saja, tetapi sikap mental atau soft competence yang lebih akan menentukan seseorang menjadi manusia besar atau tidak. Kedua, untuk bisa mempunyai soft competence dimaksud, kita perlu berontak dan bangun dari tidur panjang selama ini, keluar dari zona nyaman good. Sebagai manusia minimalis, pekerja atau pemimpin apa adanya (yang penting job description dijalankan), target kerja atau key performance indicator (KPI) tercapai, beres! Itulah tipikal manusia biasa saja. Upaya ini memerlukan pengorbanan diri sebab hanya dengan menjadi good people seperti selama ini saja, toh tak ada yang mengusik kita, tetap bisa bekerja dengan nyaman, dan seterusnya. Maka, pemberontakan untuk bebas dari kondisi good people itu harus dari diri sendiri dulu. Ingat petuah Jim Collins, good is the enemy of great. Ketiga, langkah lebih konkret selanjutnya adalah sikap mental untuk "melihat lebih"! Christopher L Jr plumber yang ingin memastikan kliennya nyaman dan selamat. Mr Lim door checker yang ingin menjamin tamu hotelnya terjaga nyawanya dari bahaya kebakaran. Melihat lebih jauh, beyond the job! Keempat, setelah mampu melihat lebih, barulah kita mampu "memberi lebih" (giving more). Hanya dengan melihat lebih dan memberi lebih, kita mampu menjadi manusia besar yang tidak hanya bekerja sebatas KPI. Kita akan mampu bekerja dengan memberikan key values indicator (KVI), nilai-nilai lebih, mulia, unggul, berguna bagi setiap pengguna atau penikmat hasil kerja kita. Itulah Christopher L Jr dan Mr Lim. Rindu pemimpin besar Betapa bangsa ini rindu seorang pemimpin hasil pemilu yang layak disebut pemimpin besar, great leader. Mereka yang kini sedang giat berkompetisi dan perang iklan dengan saling sorot KPI masing-masing. Perhatikan dengan saksama, maka segenap janji kampanye, termasuk realisasinya, konteksnya masih sebatas pemenuhan KPI. Ini berlaku baik bagi yang masih berkuasa maupun mantan dan juga calon yang baru. Semua bicara tentang KPI kepemimpinan, belum menyentuh KVI kepemimpinan. Para pemimpin dan bahkan kita semua demikian bangga dan terpesona sendiri saat mampu memenuhi "KPI kehidupan" kita masing-masing, yang biasanya memang bersifat kuantitatif, materiil, dan mudah diukur. Padahal, untuk menjadi great people, great leader, great father, great manager, dan seterusnya, lebih diperlukan kemampuan mempersembahkan "KVI kehidupan" kita, yang biasanya justru tidak mudah diukur. Bangsa ini sangat memerlukan Christoper L Jr dan Mr Lim sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Sebagai catatan akhir, seorang office boy yang mampu mempersembahkan KVI nilainya tak kalah dengan seorang CEO yang hanya memberikan KPI-nya. Jika kita "mau" melihat lebih jauh, kita akan "mampu" melangkah lebih jauh.

Herry Tjahjono

Corporate Culture Therapist & President The XO Way, Jakarta

Leia Mais…

Perjuangan Plat merah berakhir


“ Plat Merah “ sebuah jargon yang selalu ditunggu oleh karyawan kontrak seperti kita kita ini dulu , oh iya Plat Merah ini bukannya perusahaan BUMN ataupun pegawai sipil yah , sekali lagi ini adalah jargon buat kuli kuli seperti kita2 , kerja keras yang berbuah kepuasan , inilah manisnya kesabaran, untuk mencapai ini saya sendiri harus bersabar dan terus bekerja keras selama 7 tahun (2004 -2011), kegagalan itu bukan menjadikan kita tenggelam kedalam sebuah keadaan dimana kita menjadi tertekan tiada akhir , kita harus terus bangkit dan belajar kembali. Keberuntungan dan dukungan adalah factor lainnya yang tidak bisa dihindari. Aq dewe sempet jatuh th 2008 , wow 3 th untuk bisa mendapatkan kesempatan lagi , jangan pernah membuang kesempatan , selagi ada sikat saja , karena kita tidak tahu kapan ada lagi kesempatan itu. Jadikanlah ini pelajaran penting , kalau aq berpikir , kenapa orang pernah berada dipersimpangan jalan , dan mereka mengambil keputusan untuk mengakhiri loyalitas pada perusahaan yg telah membesarkan dan memberinya ilmu , semua karyawan itu egois jika mereka berfikir saya tidak dihargai yang sepadan dengan apa yg saya miliki , apakah mereka itu telah berfikir saat mereka masuk untuk belajar di perusahaan itu mereka sudah dalam kondisi professional seperti sekarang ini ? darah dan daging ku saat ini terdapat kebaikan dari prusahaanku saat ini , dan itu yang telah menghidupkanku pribadi dan keluargaku , jadi wajarlah loyalitas selama ini aq berikan , dan semoga kedepannya tetap seperti ini , this new responsibility , to be best working , bismillahitawakaltu la’khaulawalakuwatta illa billahil azim


Leia Mais…

Minggu, 09 Januari 2011

L D R



Long Distance Relationship atau hubungan jarak jauh , eh sebentar kalau hubungan aja khan hal biasa dan global ya? maksud disini lebih aq kerucutkan ke “pacaran” . Pacaran jarak Jauh bukan lah perkara yang (susah/mudah), terlalu banyak hal yang bisa menjadi boomerang atau bom aktif yang akan menjadi ranjau dan meledak sewaktu waktu bila salah informasi , dari kebanyakan orang bilang kalau pacaran jarak jauh itu gampang dilakukan asalkan adanya kepercayaan dan kesetiaan (rumus yg benar) namun permasalahannya yg mengatakan itu adalah orang yg belum pernah melakukan LDR , dan aq gak percara gitu aja , nah gimana lagi namanya juga cinta , bukankah cinta itu buta karena memang tidak punya mata ,dan cinta itu tak berlogika karena memang cinta tidak pernah dipikirkan oleh otak , namun cinta itu punya hati dan nafas, jadi cinta itu sering membuat orang sesak bila secara tiba tiba datang rasa kangen ke doi (seperti serangan asma mendadak) alasan yang benar ya , soalnya hati itu letaknya ada di dada ya ? yg ada disebelah lambung itu namanya liver (kita sepakati dulu , setiap berbicara hati di catatan kali ini kita bicara heart dan bukan liver). Itulah alasan kenapa manusia mau menjalani pacaran jarak jauh … hanya dengan 1 alasan saja “cinta” maka semuanya menjadi masuk akal.

Aq membayangkan nasib mamaku dulu waktu menunggu surat dari papa yang sedang dinas luar kota , mungkin kalau sudah kangen , yang bisa dilakukan hanya menunggu pak pos berhenti didepan rumah dan beharap2 cemas ada surat untuk mama (tapi khan mama papa waktu itu sudah nikah) waktu pacaran nya mereka khan di 1 kota yg sama ya , tapi minimal kejadian itu yang bisa dijadikan contoh kejadian dimasa lalu , secara namanya telepon , internet , email , chating , sms , sama mms belom ada jaman dulu , apa lagi bbm , plur , twitter lebih belum ada lagi. Dulu kekecewaan muncul bila pak pos pengantar surat mengatakan “tidak ada surat untuk ibu” , nah sekarang harus cukup puas apabila call failed , sms pending , sering kali asisten setia selalu menjawab “maaf , nomor yg anda hubungi sedang diluar jangkauan” dan mbak mbak yang selalu ngomong gitu tadi kok gak capek capek ya ? apa sich namanya itu ? lupa euy … *cling baru inget …… itu namanya voice mailbox , jadi berteman akrab lah dengan nada sambung yang satu itu (baca : voice mailbox).

Komunikasi adalah aspek terpenting bila mau sukses LDR (percaya/gak percaya), tapi kalo tante voice mailbox terus yang jawab telpon gimana donk , bisa gak komunikasi terjadi ? ilmu per-batin-an solusi terbaiknya , no data and voice communication , ilmunya ilmu bathin.

LDR ternyata tidak berlaku hanya untuk yg lagi pacaran aja , orang yg udah berumah tangga juga banyak yg LDR , walau beralasan hanya tugas luar kota ataupun karena mutasi lokasi kerja , apapun itu , inilah percakapan dari orang2 LDR itu :

Sebelumnya dikenalin dulu ya sapa aja yang lagi ngobrol itu :

*baju putih belang merah namanya pak heru , status KTP : kawin , job : project development Indosat jkt

** baju hitam merk adidas namanya Mr. Zul from Malaysia , baru menikah 2 bulan dengan cekgu (ibu guru) di Malaysia sana , pengantin baru ini tugasnya setting performansi BTS Altobridge.

*** baju belang2 (ada orange, coklat tua dan coklat muda) namanya pak agus , berstatus kawin dengan satu anak , work by paradise datacom. (dalam tulisan ini gak ikutan ngobrol ya soalnya waktu itu pak agus gak ada, dijelasin soalnya takut ada yg teliti banget kalo ada satu orang difoto belom dikenalin)

**** si bolang , yang lagi teknisi cabutan , siap panggil kapan pun (promosi banget) , tuh yg kelihatan nggak keurus sendiri karena hanya dialah yg masih belum kawin di foto itu.


Diawali dengan acara minum saraba (yg gak tau apa itu saraba , cari aja sendiri definisinya di google) dan makan makan gorengan disaat malam yg dingin setelah hujan deras di mambi :

Pak Heru : sms istri dulu ah …

Mr. Zul : *langsung nyeletuk* istri itu enaknya dipegang …

Rully : )*^%#* bingung sebentar sebelum ngerti maksudnya …

Pak Heru : jadi lebih autis nih gara gara susah sekali tlp , seperti waktu sms aja pake sms sms an

Rully : dulu belom ada jam IM3 yg tiga detikan ya pak ? kok pake sms sms an.

Pak Heru : iya , dulu pake itu 3 detikan … itu …

Mr.Zul : *^%#%^ gentian dia yg bingung

Rully : sebentar pak , dulu khan udah waktu kuliah ya … dulu banyak paacar ya pak ? klo nge jam bisa salah ucap nama , hehehe *seperti pengalaman aja nih elik* [padahal dulu jaman sekolah gak punya hp, nge jam pake apaan ? kertas sobekan yg digulung kecil terus di tempar nge jam nya ?]

Mr.Zul : kalau begini enaknya peluk istri ….

Rully + Pak Heru: *lihat doank

Pak Heru : terus …

Mr. Zul : ya …

Pak Heru : *langsung potong kata2 pak Zul* jangan , masih ada anak kecil disini …

Rully : *manggut2 , soalnya masih belum ngerti siapa yg dimaksud anak kecil* yah lebih bodonya kita yang kasih aktif BTS biar bisa telepon malah kita gak kebagian chanel untuk tlp.

Mr. Zul : nanti pulang ke Malaysia langsung cuti lah , tengok istri …

Pak Heru : *hitung hari pake jari* masih 28 hari lagi … *kasih Info berapa lama lagi baru pulang*

Rully : kasiannya tuh istri , cuman ditengokin aja … kenapa gak menetap sementara di kampong istri pak ? *pertanyaan untuk pak Zul*

Mr. Zul : ya cuti rehat lah , bertemu istri , peluk istri …

Rully : *bayangin dipeluk pak Zul yg gede banget, bisa tipis saya nanti digencet* buat anak juga ?

Mr. Zul : lagi 1 bulan … *istri hamil maksudnya*

Pak Heru : wah bisa praktek aman kamasutra donk …. Hehehe

Rully : wah … tokcer donk , kawin langsung jadi ….

Mr.Zul : nanti klo bapak kawin bilang saya , biar nanti saya ajar bagaimana caranya.

Rully : saya nggak mau praktek ya … teori aja , dari pada besok2 , sekarang aja napa ?

Obrolan berlanjut kemana mana tuh , mulai dari hal sepele sampe semaradona , eh sampe hal penting. Yang sebenernya gak penting penting amat.

Tapi intinya yg aq pahami adalah , kalau orang LDR pacaran masih kangen ngobrol aja ya , kalau orang LDR sudah merried bisa berabe ya klo udah kagen …. Masa ada yg beranggapan :

- Kangen anak = interlokal

- Kangen istri = lokalan saja

Lha klo kangen pacar ? dan pertanyaan itu berakhir dengan jawaban … ya cepet kawin aja …

Tapi justru ditanya lagi … emang ada yg mau sama kamu Rul ?

Klo menurut apa yg bisa diurut , namanya LDR sama sama punya efek kangen kuadrat dari kangen bagi mereka yang ada dalam satu area yang sama. Dan orang LDR yg lulus ujian ke LDR an nya itu akan bisa lebih menghargai arti kebersamaan dan loyalitas serta totalitas dalam kepercayaan.

“Ya Allah saya titipkan dia hanya kepada Mu , karena hanya Engkaulah yang bisa membawanya kembali bersanding dengan ku , maka ku mohon jagalah dia dimanapun dia berada , aamiin”

Leia Mais…