Sabtu, 22 Agustus 2009

Pindahan Rumah

Hari ini terulang lagi , kami (sebutin dulu ya anggotanya : aq ama bli ketut) pindahan rumah lagi, baju dilemarin dikeluarkan , masukin ke koper, dan dipindahkan , kasur dan tempat tidur diboyong kesana kesini , tipi , kompor gas , dan perkakas dapur lainnya tidak pernah ketinggalan , sampe galon air dan alat bersih2 rumah ludes kami angkat , sekali lagi hajatan besar bagi seorang perantau seperti kami. Dan anda sudah pasti tau sodara kalau sudah sampai ditempat baru hal yg tadi kami lakukan kebalikannya harus kami kerjakan , mulai merapikan baju kembali ke lemari , menata tempat tidur sesuai selera hati biar kalo bubuk nanti nyaman dan bersih bersih … yups sudah ke 4 kalinya kami boyongan pindah rumah kontrakan selama di jayapura , capek badan setelahnya , kalo dulu abis capek selalu dimanja dengan makanan dan minuman yg uenak , sekarang karena puasa jadinya yah dahaga melanda 

Oh iya tapi kali ini pindahan ku yg terakhir dijayapura , soalnya seminggu lagi aq bakalan hijrah dari jayapura ke Makassar, tapi ya ndak papa lah , sekalian di packing ke kardus dan koper untuk cabut ke Makassar , hati rasanya senang bisa pindah ke Makassar , tapi ada rasa sedih juga soalnya harus meninggalkan semua yg sudah aq anggap sebagai keluarga disini , bli Ketut yang udah mau jadi kakak dan selalu mau ngemong aq kalo lagi kekanak kanakan, udah sering traktir aq makan , belikan aq oleh2 kalo lagi mudik ke bali, makasih untuk kebersamaannya selama ini , inget waktu pertama kali dating di jayapura waktu itu , pindahan dari Surabaya bareng sama fajar , kita anak anak muda yg masih culun .. hehehe waktu tahun itu sich … dengan alasan fajar yg ndak ingin tersesat atau salah turun pesawat waktu minta berangkat bareng aq masa itu , dan cirri khas fajar yg masih ndak bisa makan daging. Hehehe tapi papua telah membentuk diri kita masing2 lebih baik , semakin sadar akan kedewasaan diri dan menapak hidup lebih baik lagi.

Berbagai keadaan sudah pernah aq alami disini , lebaran ditempat orang , bahkan menggantungkan diri untuk diberi makan orang saat lebaran itu karena tidak ada warung yg buka untuk menjajakan masakannya , ataupun disaat sakit yg rasanya nyawa sudah tinggal di dada saja, dan semua itu berada ditempat yg amat sanagat tidak terduga, ataupun kebahagiaan bersama saat bermain di pantai atau di sungai , di pegunungan sambil narsis narsis an foto2 diri sendiri dan teman2 semua , bermalas malasan PSan , hingga bercanda hingga tertawa tak kenal henti, atau mencoba memasak gunu mengobati rindu akan masakan mama dirumah, that’s all is a beautifull history .

0 komentar:

Posting Komentar